Sunday, October 22, 2017

Mengharukan, Mahasiswi Cantik Pengidap ALS Minta Berhenti Dirawat, Sumbangkan Kepala di Surat Wasiat




Hobi4D - Pada tahun 2015 seorang wanita mudah menduduki peringkat pertama dalam ujian masuk di sebuah universitas bergengsi. Wanita itu adalah Lou Tao (28), mahasiswi gelar PhD jurusan sejarah di Peking University, Beijing, Tiongkok.


Menyadur Shangaiist, Rabu (18/10/217), tak berapa lama kemudian, gadis cerdas itu didiagonis menderita Amyotropic leteral sclerosis (ALS). ALS termasuk penyakit langka, yang tidak menyerang banyak orang.


Penyakit tersebut merusak fungsi saraf secara berkelanjut dan akan terus meluas ke bagian lainnya.

Akibatnya, fungsi dan kekuatan otot akan menurun, dan juga mempengaruhi sel saraf otak dan susmsum tulang belakang.


Karena penyakit tersebut, Lou kemudian mulai tidak bisa menggerakkan kaki kirinya, dan kondisinya semakin memburuk.


Sejak Januari 2017, ia sudah dipindahkan keruang ICU.

Pada sabtu (7/10/2017), Lou mengatakan pada ayahnya bahwa dia ingin menghentikan perawatannya dirumah sakit dan mendonorkan organ-organ tubuhnya. Dirinya bahkan melakukan aksi mogok makan untuk membuat sang ayah menyetujui permintaannya.


Lou juga akan mendonasikan kepalanya untuk kepentingan penelitian medis. Wanita cantik itu meminta perawat untuk menuliskan surat wasiatnya.

"Setelah aku meninggal, aku ingin mendonorkan kepalaku untuk penelitian medis. aku harap suatu hari nanti kita bisa menemukan pengobatan untuk ALS, sehingga tidak ada lagi umat manusia yang menderita penyakit itu,"katanya.

Ia juga berniat menyumbangkan oragan tubuhnya untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang membutuhkan.



Teman-temannya telah mengumpulkan uang lebih dari Rp 2jt untuk biaya perawatannya.

Namun, didalam surat Lou mengatakan tidak ingin menerima uang dari orang lain.

"aku ingin tubuhku yang lain dikremasi, dan abunya di tebarkan di sungai yangtze. Tidak ada upacara pemakaman atau batu nisan. Tolong biarkan aku pergi dengan tenang, tanpa jejak, seolah-olah aku tidak pernah ada di dunia ini."


"Makna hidup tidak diukur dari seberapa lama seseorang hidup, tapi kualitas hidup orang itu," kata Lou di akhir surat wasiat.

Hidup Lou berakhir tragis, tapi segala kenangan nya akan terus hidup dalam kehidupan orang-orang yang akan ia selamatkan,

No comments:

Post a Comment